SEKOLAH sebagai lembaga pendidikan formal menjadi paling strategis dan sebagai ujung tombak dalam mentransformasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), seni dan budaya kepada anak didik.
Atas dasar itu, sekolah harus mampu mendongkrak kualitas output dengan mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk mencetak anak didik yang mumpuni dan berdaya saing global.
Kepala SMPN 46 Jakarta Selatan, Drs. Uyat Supriyatna menjelaskan pengaruh globalisasi yang kian menyeruak di berbagai sendi-sendi kehidupan bangsa salah satunya berdampak pula terhadap dunia pendidikan.
“Di era globalisasi, persaingan kian ketat termasuk di bidang pendidikan. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangat ditentukan dari keberadaan sumber daya manusia yang selayaknya juga harus berkualitas,” kata Uyat saat disambangi di SMPN 46 yang berlokasi di Jalan Rukun Pejaten Timur, Pancoran, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Ia didampingi Hj. Anny Purba Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Urusan Humas dan Muhidin, Wakasek Bidang Kurikulum.
Menurut Uyat yang dipercaya mengomandani SMPN 46 sejak 2011, proses pendidikan yang strategis hanya akan berarti dan tercapai tujuannya asalkan diperkuat dengan sistem yang relevan dengan perkembangan pembangunan maupun perkembangan masyarakat. Singkatnya, dunia pendidikan diharapkan sejalan dengan tuntutan dan dinamika perkembangan jaman.
Menyikapi hal itu, SMPN 46 sebagai salah satu lembaga pendidikan di Pemprov DKI Jakarta berupaya menunjang pembangunan pendidikan yang kian berkualitas. Khususnya dalam konteks pengembangan Iptek.
Hal terpenting lanjut Uyat, pihaknya berupaya menciptakan anak didik yang berbudi pekerti dan berahlak mulia, berkualitas tinggi berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME,” Hal ini sesuai visi dan misi yang dijunjung tinggi segenap komponen di SMPN 46.”
Untuk tujuan mulia itu kata Uyat, sekolah yang dibangun pada 1962 dengan menempati lahan sekitar 2.286 meter persegi, langsung menempa 400 siswanya di 12 rombongan belajar mulai kelas VII hingga kelas IX dengan menambah jam pelajaran untuk mata pelajaran Ujian Nasional (UN). Penambahan jam pelajaran dari 4 jam menjadi 5 jam pelajaran dalam seminggu untuk matpel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
“Kami berkomitmen untuk menerapkan visi dan misi sekolah, salah satunya dengan menggembleng siswa melalui penambahan jam pelajaran untuk persiapan menghadapi UN sejak dini meski masih di kelas VII sekalipun,” tandas Uyat.
Khusus untuk siswa kelas IX mulai Januari 2013 akan diperkuat lagi dengan pendalaman materi.
Kerja keras ini membuahkan prestasi cemerlang. Hasil UN siswa (output) dalam 2 tahun ini melesat dari nilai rata-rata 30,58 pada 2010/2011 naik menjadi 31,74 pada 2011/2012 tahun ini. Adapun nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia 8,10, Bahasa Inggris 7,50, Matematika 8,44 dan IPA 7,70.
Categories: